Berita  

Peringatan 32 Tahun Lubuk Basung sebagai Ibukota Agam, Diwarnai Nuansa Adat dan Kebersamaan

Peringatan 32 Tahun Lubuk Basung sebagai Ibukota Agam, Diwarnai Nuansa Adat dan Kebersamaan

RANAHINDONESIA.COM – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-32 penetapan Lubuk Basung sebagai Ibukota Kabupaten Agam digelar dengan penuh khidmat dan nuansa adat di halaman Kantor Bupati Agam, Senin (21/7).

Peringatan tahun ini tampil istimewa dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena seluruh pimpinan daerah termasuk Bupati, Wakil Bupati, Forkopimda Plus, hingga kepala OPD menggunakan pakaian adat Minangkabau.

Penyelenggaraan upacara ini menjadi salah satu bentuk penguatan identitas budaya di tengah modernisasi, sekaligus peneguhan komitmen Pemerintah Kabupaten Agam dalam menjalankan visi Agam yang Madani, berlandaskan falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Menariknya, sebelum upacara dimulai, Bupati dan Wakil Bupati Agam bersama jajaran Forkopimda dan pejabat terkait terlebih dahulu disambut oleh para Niniak Mamak di Masjid Nurul Falah. Dari masjid yang menjadi titik berkumpul tersebut, rombongan berjalan kaki secara bersama-sama menuju halaman Kantor Bupati Agam, diiringi prosesi yang sarat makna dan alunan tambua tansa.

Yang menjadikan peringatan ini semakin bermakna adalah kehadiran dua tokoh penting lintas periode yang pernah memimpin Kabupaten Agam, yakni Drs. H. Aristo Munandar, Dt. Bagindo Kayo, Bupati Agam periode 2000–2010, serta Dr. H. Andri Warman, MM, Bupati Agam periode 2021–2025. Kehadiran mereka memperkuat rasa kontinuitas sejarah serta semangat kebersamaan dalam membangun Agam dari masa ke masa.

Dalam amanatnya selaku inspektur upacara, Bupati Agam menyampaikan rasa syukur atas perjalanan panjang Lubuk Basung sebagai Ibukota Kabupaten Agam sejak ditetapkan pada 19 Juli 1993. Menurutnya, peringatan ini bukan sekadar peristiwa seremonial, tetapi momen untuk melakukan refleksi terhadap sejarah, evaluasi atas capaian pembangunan, serta proyeksi terhadap tantangan masa depan.

“Lubuk Basung bukan hanya tumbuh sebagai pusat administrasi pemerintahan, tetapi juga berkembang menjadi simpul kemajuan dalam berbagai sektor: pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan kebudayaan,” ujar Bupati.

Ia menegaskan bahwa kemajuan Lubuk Basung tidak terlepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada warga, tokoh masyarakat, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, dan generasi muda yang selama ini berperan aktif dalam mendukung pembangunan.

Lebih lanjut, Bupati Agam menyinggung tantangan-tantangan global dan lokal yang kini tengah dihadapi, seperti perubahan iklim, digitalisasi, hingga tuntutan pelayanan publik yang semakin tinggi. Dalam konteks itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga nilai-nilai adat dan budaya sembari terus berinovasi.

“Mari kita jadikan momentum hari jadi ke-32 ini sebagai titik tolak semangat baru untuk membangun Lubuk Basung yang lebih bersih, tertib, berbudaya, dan berdaya saing, namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau,” tegasnya.

Bupati juga menyampaikan harapan agar Lubuk Basung dapat terus berkembang menjadi kota yang maju, inklusif, dan bermartabat, serta menjadi kebanggaan tidak hanya bagi masyarakat Agam, tetapi juga Sumatera Barat.

Upacara tersebut diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri dari ASN, pelajar, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, hingga unsur adat dan budaya. Tampak antusiasme peserta begitu tinggi, terlebih dengan balutan busana adat dan busana lokal yang menjadikan suasana upacara terasa lebih sakral dan berkesan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *