RANAHINDONESIA.COM – Kabupaten Agam kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor pertanian melalui program Sawah Pokok Murah (SPM).
Hal ini terlihat pada panen raya di Poktan Sawah Kabun Nagari Manggopoh yang merupakan pelaksana Sekolah Lapang Sawah Pokok Murah yang didanai Dinas Pertanian Kabupaten Agam. Kegiatan panen turut dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Agam beserta Forkopimca Lubuk Basung dan Wali Nagari Manggopoh.
Hasil ubinan menunjukkan capaian menggembirakan. Pada lahan yang menggunakan metode konvensional, produktivitas padi hanya mencapai 6,1 ton per hektar.
Sementara dengan penerapan SPM, hasilnya melonjak menjadi 7,5 ton per hektar. Panen kali ini menggunakan varietas Batang Piaman, dengan rata-rata 36 batang anakan produktif.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Agam, Andrinaldi menyampaikan apresiasi kepada petani Manggopoh yang berhasil membuktikan bahwa program SPM memberikan hasil nyata.
“Peningkatan produktivitas ini menjadi bukti bahwa program Sawah Pokok Murah mampu menjawab kebutuhan petani dalam meningkatkan hasil panen. Kita berharap program ini bisa diperluas ke lebih banyak nagari, sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga memberikan penghargaan atas dedikasi seluruh Walinagari serta penyuluh pertanian yang terus mendampingi petani dari awal hingga panen.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah nagari dan kerja keras penyuluh yang menjadi garda terdepan mendampingi petani. Sinergi inilah yang membuat program ini berhasil,” tambahnya.
Ia menegaskan, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Agam akan terus berupaya memfasilitasi kebutuhan petani dengan dukungan dana APBD, baik dalam bentuk pendampingan, penyediaan sarana produksi, maupun penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan.
“Pertanian adalah sektor penting penopang ekonomi daerah. Jika hasil panen meningkat, tentu akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat kita,” katanya menutup.
Dengan capaian panen raya ini, program SPM diharapkan menjadi motivasi bagi petani untuk semakin berinovasi, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta mengoptimalkan teknik budidaya yang efisien.
